![]() |
Trio Ardhian's |
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa dan masyarakat
merupakan dua hal yang saling berkaitan, keduanya mempunyai hubungan layaknya
hubungan simbiosis mutualisme (hubungan antara dua makhluk hidup yang saling
menggantungkan dan menguntungkan). Hubungannya tampak jelas bahwa ujaran dan bunyi
disebut sebagai bahasa jika berada dan digunakan oleh masyarakat. Masyarakat
tidak dapat berjalan (survive) tanpa adanya bahasa yang berguna sebagai
sarana untuk saling berinteraksi dan bekerjasama antar individu di masyarakat.
Lembaga-lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat dipertahankan dan
dikembangkan dengan menggunakan bahasa. Tiada satu segi kehidupan yang dapat
dipisahkan dengan bahasa. Kita memanipulasi, membujuk, mengejek, dan
bernegosiasi tanpa kita sadari bahwa kita sedang terlibat dalam pelaksanaan
kehidupan berbahasa. Adanya berbagai macam perbedaan dalam masyarakat seperti
jenis kelamin, umur, status, dan kelas mengakibatkan berbagai macam variasi
bahasa.
Manusia dalam masyarakat
mempunyai sifat elastis karena manusia bermasyarakat, sehingga menempati tempat
dan menemui suasana yang sangat bervariasi dan disebabkan juga oleh manusia
yang mempunyai daya kreatif secara alamiah. Banyak hal yang melatarbelakangi adanya variasi
bahasa dalam masyarakat yang sangat menarik. Mempelajari bahasa dalam
masyarakat bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang mengakibatkan adanya variasi
bahasa. Pengetahuan mengenai sebab-sebab variasi bahasa sangat berguna untuk
hidup bermasyarakat. Berbagai masalah dan kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari
menuntut kita untuk dapat menggunakan variasi bahasa tersebut sesuai dengan
tempat, waktu, dan keadaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud variasi bahasa?
2. Apa
macam-macam variasi bahasa?
3. Apa
saja jenis bahasa?
4. Apa
yang dimaksud bahasa berdasarkan tahap pemerolehannya?
5. Apa
yang dimaksud lingua franca?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Variasi Bahasa
Merupakan sebuah bahasa mempunyai
sistem dan subsistem yang dipahami sama oleh semua penutur bahasa itu. Namun,
karena penutur bahasa tersebut, meski berada dalam masyarakat tutur, tidak
merupakan kumpulan manusia yang homogen, maka wujud bahasa yang konkret, yang disebut
parole, menjadi tidak seragam. Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi bukan
hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena
kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan
memerlukan atau menyebabkan terjadinya keragaman bahasa itu. Keragaman ini akan
semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat
banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas. Misalnya, bahasa Inggris yang
digunakan oleh hampir di seluruh dunia.
Dalam hal variasi bahasa ini ada
dua pandangan. Pertama, variasi itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman
sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi
bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman
fungsi bahasa. Kedua, variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya
sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Kedua
pandangan ini dapat saja diterima ataupun ditolak. Yang jelas, variasi bahasa
itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi
kegiatan didalam masyarakat sosial.
Namun Halliday membedakan variasi
bahasa berdasarkan pemakai (dialek)
dan pemakaian (register). Chaer
(2004:62) mengatakan bahwa variasi bahasa itu pertama kita bedakan berdasarkan
penutur dan penggunanya. Berdasarkan penutur berarti, siapa yang menggunakan
bahasa itu, dimana tinggalnya, bagaimana kedudukan sosialnya di dalam
masyarakat, apa jenis kelaminnya, dan kapan bahasa itu digunakannya.
Berdasatkan penggunaannya, berarti bahasa itu digunakan untuk apa, dalam bidang
apa, apa jalur dan alatnya, dan bagaimana situasi keformalannya.
B.
Macam-macam Variasi Bahasa
Berikut ini akan dibicarakan variasi-variasi bahasa dimulai
dari segi penutur dan pemakaiannya.
1. Variasi Ditinjau Dari Segi Penutur
a.
Variasi Bahasa Idiolek
Idiolek merupakan variasi bahasa yang bersifat
perseorangan. Setiap orang mempunyai idiolek masing-masing. Idiolek ini
berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat,
dsb. Yang paling dominan adalah warna suara, kita dapat mengenali suara
seseorang yang kita kenal hanya dengan mendengar suara tersebut. Idiolek
melalui karya tulis pun juga bisa, tetapi disini membedakannya agak sulit.
b.
Variasi Bahasa Dialek
Dialek, yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur yang
jumlahnya relatif, yang berada di suatu tempat atau area tertentu. Umpamanya,
bahasa Jawa dialek Bayumas, Pekalongan, Surabaya, dan lain sebagainya. Bidang
studi yang mempelajari tentang variasi bahasa ini adalah dialektologi.
c.
Variasi Bahasa Kronolek atau Dialek Temporal
Kronolek atau dialek temporal, yaitu variasi bahasa yang
digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Sebagai contoh, variasi
bahasa Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, lima puluhan, ataupun saat ini.
d.
Variasi Bahasa Sosiolek
Sosiolek atau dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang
berkenaan dengan status, golongan dan kelas sosial para penuturnya. Dalam
sosiolinguistik variasi inilah yang menyangkut semua masalah pribadi
penuturnya, seperti usia, pendidikan, keadaan sosial ekonomi, pekerjaan, seks,
dsb. Sehubungan dengan variasi bahasa yang berkenaan dengan tingkat, golongan,
status, dan kelas sosial para penuturnya disebut dengan prokem.
e.
Variasi Bahasa Berdasarkan Usia
Variasi bahasa berdasarkan usia yaitu variasi bahasa yang
digunakan berdasarkan tingkat usia. Misalnya variasi bahasa anak-anak akan
berbeda dengan variasi remaja atau orang dewasa.
f.
Variasi Bahasa Berdasarkan Pendidikan
Variasi bahasa berdasarkan pendidikan, yaitu variasi bahasa
yang terkait dengan tingkat pendidikan si pengguna bahasa. Misalnya, orang yang
hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar akan berbeda variasi bahasanya dengan
orang yang lulus sekolah tingkat atas. Demikian pula, orang lulus pada tingkat
sekolah menengah atas akan berbeda penggunaan variasi bahasanya dengan mahasiswa
atau para sarjana.
g.
Variasi Bahasa Berdasarkan Seks
Variasi bahasa berdasarkan seks adalah variasi bahasa yang
terkait dengan jenis kelamin dalam hal ini pria atau wanita. Misalnya, variasi
bahasa yang digunakan o!eh ibu-ibu akan berbeda dengan varisi bahasa yang
digunakan oleh bapak-bapak.
h. Variasi Bahasa Berdasarkan Profesi (Pekerjaan atau Tugas Para
Penutur)
Variasi bahasa berdasarkan profesi adalah variasi bahasa
yang terkait dengan jenis profesi, pekerjaan dan tugas para penguna bahasa
tersebut. Misalnya, variasi yang digunakan oleh para buruh, guru, mubalik,
dokter, dan lain sebagainya tentu mempunyai perbedaan variasi bahasa.
i. Variasi Bahasa Berdasarkan Tingkat Kebangsawanan
Variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan adaiah
variasi yang terkait dengan tingkat dan kedudukan (kebangsawanan atau
raja-raja) dalam masyarakatnya. Misalnya, adanya perbedaan variasi bahasa yang
digunakan oleh raja (keturunan raja) dengan masyarakat biasa dalam bidang kosa
kata, seperti kata mati digunakan untuk masyarakat biasa, sedangkan para raja
menggunakan kata mangkat.
j. Variasi Bahasa Berdasarkan Tingkat Ekonomi Para Penutur
Variasi bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur
adalah variasi bahasa yang mempunyai kemiripan dengan variasi bahasa
berdasarkan tingkat kebangsawanan hanya saja tingkat ekonomi bukan mutlak
sebagai warisan sebagaimana halnya dengan tingkat kebangsawanan. Misalnya, seseorang
yang mempunyai tingkat ekonomi yang tinggi akan mempunyai variasi bahasa yang
berbeda dengan orang yang mempunyai tingkat ekonomi lemah.
Berkaitan
dengan variasi bahasa berdasarkan tingkat golongan, status dan kelas sosial
para penuturnya dikenal adanya variasi bahasa akrolek, basilek, vulgal, slang,
kulokial, jargon, argoi, dan ken. Adapun penjelasan tentang variasi bahasa tersebut
adalah sebagai berikut:
a.
Akrolek adalah variasi sosial yang dianggap lebih tinggi
atau lebih bergengsi dari variasi social.
b.
Basilek adalah variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi
atau bahkan
dipandang rendah.
dipandang rendah.
c.
Vulgar adalah variasi sosial yang ciri-cirinya tampak pada
pemakai bahasa yang kurang terpelajar atau dari kalangan yang tidak
berpendidikan.
d.
Slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan
rahasia.
e.
Kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam
percakapan sehari-hari yang cenderung menyingkat kata karena bukan merupakan
bahasa tulis. Misalnya: dok (dokter), prof (profesor), let (letnan), nda (tidak).
f.
Jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas
oleh kelompok social tertentu. Misalnya, para montir dengan istilah roda gila,
didongkrak.
g.
Argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas
oleh profesi tertentu dan bersifat rahasia. Misalnya, bahasa para pencuri dan
tukang copet, kaca mata artinya polisi.
h.
Ken adalah variasi sosial yang bernada memelas, dibuat
merengek-rengek penuh dengan kepura-puraan. Misalnya, variasi bahasa para
pengemis.
2. Variasi dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa
berkenaan dengan penggunanya, pemakainya atau fungsinya disebut fungsiolek,
ragam atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang
penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan dan sarana penggunaan. Variasi bahasa
berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk
keperluan atau bidang apa. Misalnya, bidang sastra, jurnalistik, pertanian,
militer, pelayaran, pendidikan, dsb. Variasi bahasa dari segi pemakaian ini
yang paling tampak cirinya adalah dalam hal kosakata. Setiap bidang kegiatan
biasanya mempunyai kosakata khusus yang tidak digunakan dalam bidang lain.
Misalnya, bahasa dalam karya sastra biasanya menekan penggunaan kata dari segi
estetis sehingga dipilih dan digunakanlah kosakata yang tepat.
3. Variasi dari Segi Keformalan
Menurut
Martin Joos, variasi bahasa dibagi menjadi lima macam gaya (ragam) yaitu ragam
beku (frozen),ragam resmi (formal),ragam usaha (konsultatif), ragam
santai (casual), dan ragam akrab (intimate). Berikut penjelasan mengenai
macam-macam gaya variasi dari segi keformalan:
a.
Gaya atau Ragam Beku (frozen)
Ragam beku adalah variasi bahasa
yang paling formal, yang digunakan dalam situasi khidmat dan upacara resmi.
Misalnya, dalam khotbah, undang-undang, akte notaris, sumpah, dsb. Disebut
ragam beku karena pola dan kaidahnya sudah ditetapkan secara mantap, dan tidak
boleh diubah.
b.
Gaya atau Ragam Resmi (formal)
Ragam resmi adalah variasi bahasa
yang digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, ceramah, buku pelajaran,
dsb.
c.
Gaya atau Ragam Usaha (konsultatif)
Ragam usaha adalah variasi bahasa
yang lazim digunakan pembicaraan biasa di sekolah, rapat-rapat, ataupun
pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau produksi. Wujud ragam ini
berada diantara ragam formal dan ragam informal atau santai.
d.
Gaya atau Ragam Santai (casual)
Ragam santai adalah variasi bahasa
yang digunakan dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dangan
keluarga atau teman pada waktu beristirahat, berolahraga, berekreasi, dsb.
Ragam santai banyak menggunakan bentuk allegro, yakni bentuk kata atau ujaran
yang dipendekkan.
e.
Gaya atau ragam akrab (intimate)
Ragam akrab adalah variasi bahasa
yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubngannya sudah akrab, seperti
antar anggota keluarga, atau teman karib. Ragam ini menggunakan bahasa yang
tidak lengkap dengan artikulasi yang tidak jelas.
4. Variasi dari Segi Sarana
Variasi
bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal
ini dapat disebut adanya ragam lisan dan tulis atau juga ragam dalam berbahasa
dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, misalnya bertelepon atau
bertelegraf. Adanya ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis didasarkan pada
kenyataan bahwa bahasa lisan dan bahasa tulis memiliki wujud dan struktur yang
tidak sama. Maksud dari ketidaksamaan struktur adalah karena dalam bahasa lisan
kita dibantu unsur-unsur non linguistic yang
berupa nada suara, gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan gejala-gejala fisik
lainnya.
C.
Jenis Bahasa
1.
Jenis Bahasa Berdasarkan Sosiologis
Jenis
bahasa berdasarkan faktor sosiologis artinya
penafsiran itu tidak terbatas
pada struktur internal bahasa, tetapi berdasarkan faktor sejarahnya,
berkaitan dengan sistem linguistic lain,
dan pewarisan dari sistem linguistic tertentu.
Menurut Stetwart (Fishman 1968) mengungkapkan 4 dasar untuk menjelaskan bahasa
sosiologis:
(1)
Standardisasi (pembakuan).
(2)
Otonomi.
(3)
Historis (sejarah).
(4)
Vitalitas (keterpakaian).
2.
Jenis Bahasa Berdasarkan Sikap
Politik
Berdasarkan sikap politik bahasa
dapat membedakan bahasa antara lain:
(1)
Bahasa nasional (bahasa kebangsaan) adalah sistem linguistic yang diangkat suatu bangsa
sebagai salah satu identitas nasional bangsa.
(2)
Bahasa resmi adalah Sebuah sistem linguistic yang ditetapkan untuk dalam suatu pertemuan (seminar,
konferensi, rapat, dan sebagainya).
(3)
Bahasa Negara adalah Sebuah sistem linguistic yang secara resmi ada dalam UUD sebuah Negara dan
ditetapkan sebagai alat komunikasi resmi.
(4)
Bahasa persatuan adalah Sebuah sistem linguistic yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam rangka
perjuangan, dimana bangsa yang berjuang itu masyarakat yang multilingual.
3.
Jenis Bahasa Berdasarkan Tahap
Pemerolehannya
Berdasarkan
tahap pemerolehannya dapat dibedakan adanya bahasa ibu, bahasa pertama, dan
bahasa kedua (ketiga dan seterusnya) serta bahasa asing. Penanaman bahasa ibu
dan bahasa pertama adalah mengacu pada sistem linguistic yang sama. Bahasa ibu adalah suatu sistem linguistic yang pertama kali dipelajari secara
alamiah dari ibu atau keluarga yang mengasuh anaknya. Maksud dari bahasa
pertama yaitu bahasa yang pertama kali yang dipelajari seorang anak dari ibunya
(B1), apabila seorang anak mempelajari bahasa lain yang bukan bahasa dari
ibunya disebut bahasa kedua (B2), ketika anak mempelajari bahasa yang lain
lagi, maka disebu bahasa ketiga (B3), dan seterusnya. Sedangkan bahasa asing
merupakan bahasa yang penanamannya bersifat politis, yakni bahasa yang
digunakan bahasa lain.
D.
Lingua Franca
Merupakan sebuah sistem linguistic yang digunakan sebagai alat
komunikasi sementara oleh para partisipan yang mempunyai bahasa ibu yang
berbeda. Bangsa yang pernah mengalami lingua franca yaitu Bangsa Eropa yang
menggunakan bahasa latin dan bahasa Melayu pernah menjadi lingua franca bagi
suku-suku bangsa di wilayah Nusantara.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Variasi bahasa merupakan suatu fenomena bahasa yang ada dalam masyarakat yang dapat menghambat pertumbuhan, perkembangan serta penggunaan bahasa nasional (bahasa Indonesia) dan di anggap menyimpang terhadap bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mampu menggunakan variasi-variasi bahasa ini sesuai dengan konteks dan tempatnya. Kita harus mampu membedakan di mana bahasa-bahasa itu harus di gunakan.
Variasi bahasa merupakan suatu fenomena bahasa yang ada dalam masyarakat yang dapat menghambat pertumbuhan, perkembangan serta penggunaan bahasa nasional (bahasa Indonesia) dan di anggap menyimpang terhadap bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari hendaknya kita mampu menggunakan variasi-variasi bahasa ini sesuai dengan konteks dan tempatnya. Kita harus mampu membedakan di mana bahasa-bahasa itu harus di gunakan.
B.
Saran
Kita sebagai pengguna bahasa atau penutur, hendaknya kita harus dapat menggunakan variasi bahasa sesuai dengan tempatnya, sehingga dalam pembentukan bahasa yang baru memperhatikan suatu kearifan dan apabila kita mampu menjaga dan menghormati variasi bahasa yang terus berkembang akan membuat kita semakin arif.
Kita sebagai pengguna bahasa atau penutur, hendaknya kita harus dapat menggunakan variasi bahasa sesuai dengan tempatnya, sehingga dalam pembentukan bahasa yang baru memperhatikan suatu kearifan dan apabila kita mampu menjaga dan menghormati variasi bahasa yang terus berkembang akan membuat kita semakin arif.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Alwi,dkk (eds). 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Chaer,
A.dan Leoni Agustina.1995. Suatu Pengantar Sosioinguistik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Chaer, Abdul, 2011, variasi jenis bahasa. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
http://trioardhian.blogspot.com/2011/12/sosiolinguistik-jenis-dan-variasi.html
1 komentar:
subhanallohh... k trio, pas bgt dg jdul sy hehehe,,, bisa wat tmbah pengalaman... btw leh minta dikrm ke email? ni alamtnya. isma.ukhtifillah@gmail.com