![]() |
Trio Ardhian's |
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab pertama sekali dikenal sebagai bahasa-bahasa orang-orang dizajirah Semenanjung Arabia, kemudian setelah datangnya agama Islam dikenal pula sebagai bahasa Al-Quran sebagai pedoman hidup kaum muslimin itu dituliskan dalam bahasa Arab yang sangat indah susunannya dan rangkaian kalimatnya. Bahasa Arab dikenal juga sebagai ilmu pengetahuan, jika dilihat dari segi penggunaannya maka bahasa Arab ini terbagi dua yaitu : Bahasa Ammiyah (bahasa yang dipakai untuk berkomunikasi), berasal dari bahasa daerah di Jazirah Arabiya tidak terikat pada tata bahasa. Kedua bahasa fushah yaitu bahasa resmi, contohnya bahasa Al-Quran dan Hadist, untuk karangan ilmiah kitab-kitab, surat-menyurat dan komunikasi resmi lainnya. Bahasa fushah (resmi) ini mempunyai tingkat kesulitan tersendiri karena terikat erat dengan peraturan kebahasaan diantaranya ilmu nahwu (qawaid) dan ilmu balaghah Semantik Arab.
Ilmu balaghah tetap dianggap sebagai ilmu yang tersulit untuk dicerna, sebab ilmu ini akan menterkaitkan antara komponen-komponen ilmu bahasa Arab yang lainnya. Namun jika dipelajari dengan penghayatan yang tinggi serta dihubungkan pula kepada kegunaannya dari sisi ilmu-ilmu agama jelas akan mendatangkan kenikmatan tersendiri dan dapat memperkaya dan mempertajam mata bathin manusia, sehingga menimbulkan dampak kehidupan yang baik serta dapat mengusir kejenuhan untuk mempelajarinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ilmu bayan?
2. Bagaimana pembagian pada ilmu balaghah?
3. Bagaimana keberadaan ilmu balaghah sebagai cabang ilmu bahasa?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Bayan
Al-Bayan (البيان) menurut pengertian bahasa adalah Al-Kasyafu (الكشف) yang berarti membuka atau menyatakan. Bisa juga disebut Al-Lidhaah artinya menerangkan atau menjelaskan. Menurut istilah ulama Balaghah (Al-Balaghah) adalah : “Dasar-dasar dan kaidah-kaidah untuk mengetahui cara menyampaikan satu makna dengan beberapa cara yang sebagiannya berbeda dengan sebagian yang lain dalam menjelaskan segi penunjukan terhadap keadaan makna tersebut.” Jadi, ilmu bayan adalah ilmu pengetahuan yang dijadikan pedoman untuk menyatakan satu makna dengan beberapa bentuk yang berbeda dan susunan yang berlainan derajat kejelasannya. Perlu diketahui bahwasannya yang dianggap dalam ilmu bayan adalah kehalusan makna-makna yang terdiri dari isti'arah dan kinayah beserta jelasnya lafadz-lafadz yang menunjukkannya. Dari itu dapat disimpulkan bahwa Al-Bayan adalah lafadz atau ucapan yang fasih yang menjelaskan maksud yang ada dalam hati nurani.
Ilmu bayan adalah lafadz-lafadz Arab dari segi majaz dan kinayah. Sedangkan hakikat dan tasyabih, bukan termasuk dalam pembahasan ilmu bayan. Faedah ilmu bayan adalah dapat melihat atau mengetahui rahasia-rahasia kalimat Arab, baik prosa maupun puisinya, dan juga mengetahui perbedaan macam-macam kefasikan dan perbedaan tingkatan sastra, serta dapat mengetahui tingkat kemukjizatan Al-Qur'an dimana manusia dan jin kebingungan untuk menirunya dan tidak mampu menyusun.
B. Pembabagian llmu Balaghah
Ilmu balaghah sebagaimana diketahui terdiri dari bahagian yaitu : Ilmu bayan dan ilmu ma'ani. Untuk lebih jelasnya pembagian dari ilmu balaghah ini akan dijelaskan dalam sub-sub pembahasan ini.
1) Ilmu Bayan
Adalah ilmu yang menjelaskan seluk beluk bahasa Arab dimulai dari mengetahui uslub (ragam bahasa) puisi dan prosa. Pembagian ilmu bayan meliputi:
a. Tasybih, rukun tasbih. Pembahagian tasybih dan kegunaan ungkapan tasybih .
b. Balaghah dan pengaruhnya bagi orang Arab dan bahasa Arab bagi para pembicara dan lawan bicara.
c. Pembahasan tentang Majaz serta pembahagiannya
d. Isti'ara (kata pinjaman) beserta pembahagiannya.
e. Kinayah dan pembahagiannya.
Keterangan ringkas mengenai pembahasan ilmu bayan :
a) Tasybih
Jika dilihat dari asal kata, tasybih berasal dari kata ٩بش (syabbaha), mengingat masamuda, mensifatkan kecantikan gadis. (Muhammad Yunus, 1973:188). Dari segi ilmu balaghah adalah menyempakan sesuatu kepada sesuatu yang lain dalam bahasa arab disebut :
Itu ditujukan supaya dapat menggambarkan hal rang tersembunyi, hal yang jauh, dan yang dekat, menambah ketinggian derajat, memuji keindahan, kelebihan seseorang atau kelompok, sehingga menyentuh perasaan orang.
• Arkanutasybih yaitu :
Musyabbah yaitu suatu yang dipersamakan.
Musyabbah bih yaitu yang diumpamakan.
Adat Tasybih yaitu lafaz yang dipergunakan untuk membuat suatu perumpamaan.
Wajah syabah yaitu suatu sisi yang dipersamakan.
Musyabbah : Musyabbah bih, adat tasybih, dan wajah syabah. Dilihat dari struktur arkanu t – tasybih :
Wajah Syabah :
Wajah Syabah :
1. Tasybih Mursal
Musyabah : Musyabah bih, adat tasybih, wajah syabah
2. Muakkad
Muasyabbah : Musyabah bih, adat tasybih, wajah syabah
3. Mujmal
Musyabbah : Musyabah bih, adat tasybih, wajah syabah
4. Mufassal
Musyabah : Musyawarah bih, adat tasybih, wajah syabah
5. Baligh
Musaybbah : Musyabah bih, adat tasybih, wajah syabah
6. Tamtsil (wajah syabah bersjfat majemuk serta memerlukan pemikiran dan
Khayalan): Musyabbah: Musyabah bili, adat tasybili, wajah syabah
7. Ghairu t-tamtsil (wajah syabah yang lugas, tidak memerlukan banyak hayalan dan penafasiran): Musyabbah: Musyabah bili, adat tasybili, wajah Syabah Tasybih jika dilihat dari sudut linguistik dapat dipadankan dengan istilah gaya bahasa metafora.
b) Majaz
Majaz juga dikenal dalam bahasa Indonesia yang berarti makna kiasan atau figuratif meaning (pemakaian kata-kata yang bukan pada arti yang sebenarnya). Contoh :
Artinya : Seorang pemberani berpidato di depan kita. Ditinjau dari padanan peristilahan semantik bahasa Indonesia majaz ini termasuk gaya bahsa Hiperbola dalam kelompok gaya bahsa pertentangan.
c) Isti’arah
Ist’arah merupakan kata pinjaman yaitu penggunaan kata dengan tujuan memperkuat makna yang terkandung dalam kata tersebut (makna tersirat) Isti’arah terbagi dua :
a. Tasyrihiyah : dipadankan dengan anti klimaks yakni penitik makna pada lapaz musyabbah bih.
Contoh :
Kitabun anzalnahu ilayka li tu hkrija n-nasu mina z-zulumati ila n-nuri
Kitab (AI-Qur'an) ini diturunkan adalah untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada bahaya.
b. Makniyah: Dari peristilahan semantik indonesia di sebut gaya bahasa klimaks, pada isti'arah makniyah ini lafaz musyabbah bih dibuang dan digantikan dengan kata yang lazin dipergunakan sebagai rangkaian kata tadi.
Contoh :
Inni la ara ra'usan qad ainaat wa hana qitafuha wa ini lashabuha (Aku telah melihat kepala-kepala yang siap dipetik akulah empunyanya).
d) Kinayah
Kinayah (gaya bahasa Antonomasia) adalah gaya bahasa yang mengandung makna kiasan dan sindiran.
Kinayah ini dibagi kepada dua bahagian yakni :
1. Kinayah Sifat : suatu sindiran yang ditujukan untuk menyatakan sifat seseorang. Contoh : Thawilu n-najadi rafi'u l-imadi kastiru r-ramadi iza ma syata (Banyak pertolongan ringan pekerjaan banyak api unggun di musim dingin)
2. Kinayah Mausuf sindiran yang ditujukan kepada seseorang.
2) Ilmu Ma’ani
Ilmu ma'ani adalah ilmu untuk mengetahui kejelasan ucapan Arab sesuai dengan situasi kondosinya. Ilmu ma'ani merupakan pengetahuan untuk menentukan beberapa kaedah untuk pemakaian kata sesuai muqtadal hal. Jelasnya ilmu ma'ani itu adalah suatu peraturan tentang pemberian makna yang tepat sesuai dengan redaksi kalimat.
Dalam kelompok ilmu ma' ani ini akan dibahas mengenai :
Kalam khabari dan insya.
Zikru dan Hazfu.
Taqdim dan ta'hir.
Qashar.
Washal dan fashal.
Untuk mempermudah pemahaman pembaca pemula maka akan dijelaskan di sini tentang kalam khabari dan insya'i. Menceritakan tentang kalam tidak dapat terlepas dari Musnad dan Musnad ilyhi juga Mutakallim, mukhatab dan kalam itu sendiri (isi dan manfaat kalam) Kalam khabari yaitu kalam (kalimat) yang mengandung pengertian (arti) benar atau dusta, sedangkan kalam insya'i suatu kalimat yang tidak mengandung pengertian benar dan dusta. Setiap kalam baik berbentuk khabari atau insyai mempunyai dua rukun (komponen) yakni mahkum alayhi dan mabkum bib, disebut juga dengan musnad ilayhi dan musnad .
Contoh 1:
yabunayya ta'allam husna l-istima'l kama tatallam husna l-hadis (hai anakku perhatikanlah pelajaranmu sebagaimana engkau mempelajari kata-kata yang baik)
Contoh 2:
Nukilan sajak Abu Nawas (penyair seribu satu malam)
Ar-rizqu wa L-hirmanu majrahuma bima qadha L-lahu wa ma qaddaral (Rezki dan kehormatan itu sama-sama dilimpahkan sesuai dengan ketentuan Allah dan sesuai dengan ukurannya).
Penganalisaan dari kedua contoh diatas sebagai berikut :
Jumlah (kalimat) : Jenis, musnad ilayhi, Musnad.
C. Keberadaan Ilmu Balaghah Sebagai Cabang Ilmu Bahasa
Ilmu balaghah yang sekilas berbeda dengan ilmu-ilmu babasa yang lain seperti ilmu nahwu dan sarf, qira'ah dan muthala'ah berbeda dengan mu'jamiyah dan ilmu as-ashaut. Namun bila dianalisis secara seksama maka dapat diperincikan keterangan mengenai keterkaitan ilmu al-balaghah dengan ilmu-ilmu bahasa yang lain. Keberadaan ilmu balaghah sebagai salah satu dari cabang ilmu bahasa akan tampak jelas jika diperbandingkan antara ilmu-ilmu tersebut. Keberadaan ilmu balaghah sebagai ilmu bahasa Arab tahapan awal terlihat pada kelompok llmu bayan. Dalam ilmu bayan terdapat kalam (kalimat yang sempurna) yang terdapat juga dalam ilmu nahwu yang disebut dengan al-jumlatu I-mufidatu (kalimat yang sempurna)
D. Keberadaan llmu Balaghah Dari Segi Uslub
Uslub adalah gaya bahasa atau susunan kalimat yang dituturkan dengan baik, sehingga membuat pembaca atau pendengar terkesima. Uslub dalam ilmu balaghah dapat dipadankan dengan ragam bahasa Indonesia dari sisi linguistic (tata bahasa) Indonesia. Ragam bahasa yang tercermin dari ilmu balaghah itu terdiri dari : ragam bahasa ilmiah dan ragam bahasa sastra.
Ragam Bahasa Retorik (Pidato)
a. Ragam bahasa ilmiah adalah ragam bahasa yang dipergunakan untuk menjelaskan sesuatu secara ilmiah, ragam bahasa ini digunakan dikalangan pendidik, ilmuwan, dan cendikiawan dalam berbagai disiplin ilmu.
b. Ragam bahasa sastra adalah ragam bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan bahasa yang indah mempunyai nilai estetik tinggi, ada kalanya mempunyai penyimpangan dari peraturan nahwu dan sarf. Ali Jarim menyebutkan bahwa : "Uslub adabi adalah ragam bahasa yang sulit yang sangat memerlukan keterampilan dan pemikiran yang khusus dan memerlukan khayalan penterjemah untuk mengekspresikannya.
c. Ragam bahasa retorik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh para Da'I, ahli pidato (orator), ditujukan untuk terampil berargumentasi. Ragam bahasa retorik ini di bahas pada ilmu balaghah dalam kelompok ilmu badi'i. (Al-hasymy dalam muqaddimah jawahiri 1- Balaghah). Berpidato merupakan suatu keterampilan yang sangat berharga didalam khalifah-khalifah masyarakat Arab bahkan sebelum datangnya Islam. Untuk menyusun kalimat dengan berbagai uslub yang telah disebutkan tadi diperlukan ilmu tata bahasa Arab sintaksis Arab ini akan memberikan satu rumusan tentang bentuk kalimat Islamiyah, bentuk kalimat fi'liyah dan bentuk syibhu jumlah. Dari struktur fi’liyah dikenal adanya subjek dan predikat atau dari balaghah yang disebut mahkum ‘alayhi dan mahkum fih. Demikian juga struktur jumlah islamiyah akan terdiri dari mahkum alayhi dan mahkum fih.
E. Keberadaan Balaghah dari Segi Struktur
llmu balaghah memperkenalkan banyak struktur kalimat dan dari segi isi (makna kalimat). Struktur kalimat dalam ilmu balaghah adakalanya terdiri dari ismiyah dan adakalanya jumlah fi'liyah. Struktur jumlah ismiyah sama dengan struktur yang ada pada jumlah al kahabari. Pengenalan tentang mubtad' dan khabar (jumlah ismiyah) yang terdiri dari jumlah musnad dan musnad ilayhi. Struktur yang terbalik dapat saja dalam ilmu balaghah jika kalimat tersebut hasil karya sastra. Hal seperti ini menandakan adanaya satu kebebasan memilih struktur bagi para sastrawan.
Kesamaan struktur amar antara ilmu nahwu dan ilmu balaghah terlihat jelas dari cara pembentukan amar, yaitu :
• Dibentuk dari fi'il amar asli dengan makna perintah secara hakiki (sebenarnya).
• Bentuk fi'il mudhari' didahului lam amar.
• Bentuk ism fi'il amar.
• Bentuk masdar sebagai ganti fi'il amar.
Untuk kesamaan struktur ini para ahli balaghah menuliskan sama dalam buku buku mereka, tidak ada yang menuliskan adanya satu perbedaan struktur. Struktur nahyi pads ilmu balaghah juga "mempunyai kesamaan dengan ilmu nahwu demikian juga dengan struktur istifham dan struktur tamanny. Urgensi illmu Balaghah akan sangat terasa apabila diperhatikan kegunaannya ketika menterjamahkan kalimat. Karena dalam balaghah ada arti leksikal dan ada arti gramatikal. Suatu contoh dapat diperhatikan : ‘la takullahuma uffun' (janganlah kau katakan ah, pada kedua orang tua mu).Kalau seseorang tidak menggunakan ilmu balaghah maka ia tidak akan sampai kepada arti sebenarnya yang terkandung dalam kalimat itu. Makna sebenarnya jauh lebih dalam dari apa yang diterjemahkan. Makna tersirat (tersembunyi) dari kalimat diatas adalah sedangkan mengucapkan “ah” saja dilarang dalam Islam apa lagi berbuat kasar dan tidak baik terhadap orang tua. Sindiran-sindiran halus dari bahasa Al-Quran akan terasa membekas di dalam benak seseorang, apabila ia telah mengetahui balaghah dan dasar-dasar ilmu terjemah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan ilmu bayan, yang telah saya paparkan telah meliputi sejumlah aspek ilmiah bahasa (al-fasahah, al-balaghah dan al-uslub) serta aspek keindahan bahasa (al-tashbih, al-hakiki, al-majazi, dan al-kinayah) semuanya memberikan suatu pengaruh yang besar dlam penyampaian teks (kalam). Meskipun pengertian singkat dari komponen ilmu balaghah itu secara singkat dipandang perlu pula untuk mengetengahkan uraian tentang ilmu balaghah agar tampak jelas keurgensian (keberadaan) ilmu balaghah tersebut. Adapun pengertian dari segi etimologi adalah sampai atau berkesudahan atau sampai. Menurut pengertian dari sisi kesusastraan ialah "penonjolan makna” dan pengertian kalimat yang jelas, sampai tertanam pada hati pembaca dan pendengarnya (diungkapkan oleh Syaid Ahrnad Aal-Hasymy). Al-Mukaffa menyatakan bahwa balaghah adalah beberapa makan yang terpancar dari suatu kalimat melalui beberapa cam, sebagian dengan isayarat , berbicara, berpidato, diskusi, surat-menyurat, karangan yang umumnya merupakan "wahyu" pada kalimat indah, ringkas tepat dan lugas.
Jika kita perhatikan dari keterangan-keterangan fakar ilmu balaghah dari beberapa regenerasi dapat disimpulkan bahwa ilmu balaghah adalah ilmu yang mengungkapkan metode untuk mengungkapkan bahasa yang indah, mempunyai nilai estetis (keindahan seni), memberikan makna sesuai dengan muktadhal hat (situasi dan kondisi), serta memberikan kesan sangat mendalam bagi pendengar dan pembacanya. Keberadaan ilmu balaghah sebagai ilmu bahasa Arab akan terlihat dengan jelas jika dipergunakan kacamata balaghah, dengan demikian akan mudah pula untuk mengerti pesan yang terkandung dalam serangkaian kalimat, baik berbentuk sastra ataupun yang bukan sastra.
B. Saran-saran
Setiap orang akan merasa kesukaran apabila menggunakan bahasa yang bukan bahasa terbiasa diucap. Kendala untuk mengerti ilmu balaghah atau bahasan mengenai sastra akan lebih sulit dimengerti apabila tidak mempunyai dasar pengetahuan awal. Sebagai staf pengajar penulis menyarankan agar setiap, mahasiswa mempelajari tentang ilmu nahwu dan morfologi Arab dengan baik, agar lebih mudah menyerap, terutama ilmu balaghah yang dianggap sulit itu akan lenyap sendiri.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Ash-shabuny, Muhammad Ali. Rawai'I-Bayani Tafsiru I-ayati I-ahkami mina I-Ourani. Makkah Al-Mukarramah, 1979
Abu Zayid Zayad, Abdu al-Roziy, Siria 1992. Tatawuru Mafhum Al-Balaghah.
Basyir Hasan Kamal, DR Binau s-surati I-fanniyah fibayani I-arabi. Damaskus Bairut. 1987.
0Awesome Comments!