Landasan Kurikulum IPS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk melakukan pembelajaran terhadap siswa, karena dengan kurikulum peserta didik (siswa) bisa melakukan berbagai kegiatan belajar dengan terencana, sehingga dalam suatu pembelajaran dalam sekolah terjadi tujuan pendidikan dan pembelajaran yang tersusun dengan baik. Istilah “Kurikulum” juga memiliki berbagai tafsiran yang berbeda-beda. Kurikulum berasal dari bahas latin, yakni “Curriculae”, yang artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang. Pada saat itu, pengertian kurikulum diartikan sebagai jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Karena dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal tersebut, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa suatu rencana tersususun yang berisikan suatu reancangan pembelajaran. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum dalam suatu sistem pendidikan?
2. Bagaimana wujud perkembangan landasan kurikulum di Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pendidik (guru) untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. (Undang-Undang No.20 TH. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Kurikulum adalah serangkaian mata ajar dan pengalaman belajar yang mempunyai tujuan tertentu, yang diajarkan dengan cara tertentu dan kemudian dilakukan evaluasi. (Badan Standardisasi Nasional SIN 19-7057-2004 tentang Kurikulum Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan). Dari berbagai macam pengertian kurikulum diatas kita dapat menarik garis besar pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tertentu. Landasan pengembangan kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal tersebut bisa terjadi dan memiliki dampak apabila terjadi suatu kegagalan dalam proses pengembangan kurikulum, karena kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Pengebangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:
Ø Tercapainya suatu ilmu filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
Ø Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.
Ø Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karekteristik perkembangan peserta didik.
Ø Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi (interpersonal), lingkungan kebudayaan termasuk iptek (cultural), dan lingkungan hidup (bioekologi), serta lingkungan alam (geoekologis).
Ø Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang sesuai dengan sistem nilai dan kemanusiawian serta budaya bangsa.

B. Perspektif Ilmu Filsafat Pada Landasan Kurikulum Pendidikan
Filsafat pendidikan mengandung suatu nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Berdasarkan cita-cita tersebut terdapat landasan, mau dibawa kemana pendidikan anak. Dengan kata lain, filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat. Filsafat pendidikan menjadi landasan untuk merancang tujuan pendidikan, prinsip-prinsip pembelajaran, serta perangkat pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Filsafat pendidikan dipengeruhi oleh dua hal pokok, yaitu cita-cita masyarakat dan kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat. Nilai-nilai filsafat pendidikan harus dilaksanakan dalam perilaku sehari-hari. Hal ini menunjukkan pentingnya filsafat pendidikan sebagai landasan dalam rangka pengembangan kurikulum. Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Landasan Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum senantiasa berpijak pada aliran-aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
a. Perenialisme, ilmu yang lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
b. Essensialisme, ilmu menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
c. Eksistensialisme, Ilmu yang menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri.
d. Progresivisme, ilmu yang menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
e. Rekonstruktivisme, merupakan suatu elaborasi lanjut dari ilmu aliran progresivisme. Pada aliran ilmu rekonstruksivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Disamping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstuktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah dan berfikir kritis.
Aliran ilmu filsafat perenialisme, essensialisme, eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan model kurikulum subjek akademis. Sedangkan aliran ilmu filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan model kurikulum pendidikan pribadi. Sementara aliran ilmu filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan model kurikulum interaksional.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitik beratkan pada filsafat rekonstruktivisme.

2. Landasan Psikologis
Psikologi perkembangan merupakan suatu landasan yang diperlukan dalam menentukan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik dalam pendidikan sekolah. Psikologi sangat memberikan kontribusi dalam hal bagaimana kurikulum itu disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula cara siswa harus mempelajarinya, dengan kata lain berkenaan dengan penentuan suatu strategi kurikulum. Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu :
1) Psikologi perkembangan, merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Sehingga bisa disimpulkan bahwa psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar.
2) Psikologi belajar, ilmu yang mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.

3. Landasan Sosial-Budaya
Kurikulum dipandang sebagai suatu sistem susunan rancangan dalam pendidikan. Sebagai suatu sisitem susunan rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita menyadari bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi suatu pendidikan. Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan munculnya suatu output yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, budaya, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat. Setiap lingkungan masyarakat pasti memiliki budaya atau norma kebiasaan tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarkat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya. Sejalan dengan perkembangan masyarakat,maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.

4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Pada dasarnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang. Kemajuan cepat dunia dalam bidang informasi dan teknologi telah berpengaruh pada peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal. Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, khususnya dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karnanya, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia. Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dan standar mutu tinggi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah yang telah dijelaskan, kita telah mengetahui tentang definisi kurikulum dan hal-hal yang perlu melandasi terbentuknya kurikulum yang menjadi suatu acuan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan pendidikan bisa terprogram dengan baik. Dari penjalasan mengenai kurikulum,dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Pengertian Kurikulum
Dari berbagai macam pengertian kurikulum yang telah dipaparkan dala pembahasan diatas kita dapat menarik garis besar pengertian kurikulum yaitu:seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pendidik (guru) untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
2) Landasan Kurikulum
Dalam terbentuknnya suatu kurikulum, seyogyanya memiliki landasan dalam pengembangan kurikulum, antara lain meliputi :
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Psikologis
3. Landasan Sosial-Budaya
4. Landasan Ilmu pengetahuan dan teknologi

B. Saran-saran
Dalam pembuatan makalah ini dirasa oleh penulis jauh dari sempurna, maka saya mengharapkan masukan yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah yang akan datang, jauh lebih baik dan benar.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara , 2007. hlm 16 dan 18.

Dr. S. Nasution, M.A, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara, 2006. hlm 2.

http://www.khusnuridlo.com/2010/07/landasan-pengembangan-kurikulum.html